Impian Besar Gadis Pontianak
Lidia, gadis asal Pontianak Kalimantan barat, lahir pada tanggal 25 September 2001. Lidia merupakan buah hati dari Bapak Sulaiman dan Ibu Ratna. Hidup di sebuah pelosok desa yang jaraknya sangat jauh dari sekolah membuat ia harus berpisah dengan kedua orangnya. Lidia tinggal di rumah sang nenek karena rumah nenek tidak terlalu jauh dari sekolahnya, setiap harinya lidia harus jalan kaki selama 15 menit, jalan yang Lidia tempuh tidak mulus seperti jalanan Jakarta, melainkan jalanan yang rusak dan tentunya sulit untuk ditempuh.
Lidia merupakan anak pertama, ia mempunyai 6 adik kandung. Dua adik kandungnya sudah meninggal dunia, kedua adik lainnya normal namun keduanya lagi terlahir dalam keadaan tidak sempurna (cacat), harus mendapatkan pengobatan. Namun kedua orang tua lidia bingung harus mendapatkan biaya pengobatan itu dari mana. Penghasilan ayahnya tak seberapa, dan ibunya pun tidak memiliki pekerjaan. Adik lidia menderita kanker tumor dan harus segera dioperasi. “allah memang baik pada hambanya adikku bisa dioperasi dengan bantuan salah satu relawan yang ada di Indonesia yang membantu mengumpulkan biaya pengobatan kedua adik ku” ucap lidia. Cukup lama adik lidia di rawat dan operasi pertamanya berhasil di laksanakan. Sebelum dibawa pulang ke rumah dokter berpesan bahwa adik lidia harus tetep kontrol dan harus menjalankan operasi lagi, namun sampai sekarang adik Lidia tidak dibawa ke Rumah Sakit lagi dan belum sembuh secara total, karena kurangnya biaya.
Lidia sebagai anak pertama bertekad harus sukses. Lidia menamatkan sekolah SMA nya pada tahun 2019, tentunya untuk lulus pun lidia harus berjuang sekuat tenaga. Setelah lulus lidia kerja di sebuah kantin sekolah, Pontianak. Lidia ingin sekali melanjutkan Pendidikan ke bangku kuliah, namun apa lah daya, ia terkendala akan biaya. 8 bulan lidia kerja dikantin sekolah dengan upah yang tak seberapa, Lidia terus berpikir untuk kehidupan yang lebih baik, doa selalu terlantunkan kepada tuhan agar lidia bisa memperbaiki perekonomian keluarga. Allah pun maha baik, melalui alumni RGI Lidia ditawarkan untuk mengikuti pelatihan skill, melanjutkan pendidikannya. Setelah mendapat penjelasan tentang RGI Lidia merasa sangat tertarik dan melihat peluang untuk sukses. Lidia yang bercita-cita menjadi seorang pengusaha (desainer) senang bisa diberikan kesempatan untuk belajar di RGI dengan jurusan tata busana, di mana di kelas tatabusana ini diajarkan dari nol tentang pola, desain, sampai ia bisa menciptakan pakaian-pakaian yang bagus nan berkualitas.
Lidia berharap setelah selesai belajar di RGI ia bisa menciptakan desain-desain baju, buka usaha kecil-kecilan yang kelak berharap menjadi besar untuk mengangkat derajad keluarga, menaikan haji kedua orang tua, serta bisa membiayai kedua adiknya yang terlahir dalam keadaan tidak sempurna (cacat).
No Comments