SATU LANGKAH UNTUK INDONESIA GEMILANG
“Pengangguran dan kemiskinan” dua kalimat ini seperti tak pernah habis-habisnya dibicarakan dan menjadi sumber masalah hampir diseluruh negara terutama dinegara-negara maju dan berkembang. Pemerintah sendiri selama ini selalu memfokuskan program pembangunannya pada penanganan kedua masalah ini. Hasilnya, memang belum sepenuhnya memuaskan berbagai pihak, meski indikator-indikator sosial yang ada telah menunjukkan perbaikan dalam pengurangan tingkat pengangguran dan kemiskinan. Sepertinya akar permasalah ini tak pernah bisa dicabut, tercatat 7,4 juta pengangguran dari total penduduk 250 juta jiwa di Indonesia, tetapi hal ini juga tidak boleh dibiarkan sebab pengangguran yang berkepanjangan dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap pengangguran dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan social serta mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara.
Namun kita tak boleh menyerah dan membiarkan permasalahan ini menjadi momok yang makin lama makin membesar. Semua pihak pastinya menginginkan sebuah perubahan yang lebih nyata mengarah kepada perubahan yang lebih baik, tetapi jika tidak pernah dimulai meski dari hal yang paling kecil sekalipun permasalahan pengangguran dan kemiskinan tidak akan pernah terpecahkan.
Sejak berdirinya Rumah Gemilang Indonesia (RGI) Al-Azhar Peduli Ummat pada tahun 2009, memiliki misi “Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan keterampilan serta pengembangan masyarakat yang mampu menciptakan generasi kreatif, produktif, mandiri dan berakhlaq mulia”, RGI berupaya untuk memberikan bekal pelatihan keterampilan bagi anak-anak usia muda yang kerap mengarah menjadi bibit-bibit baru pengangguran diusia muda. Diawali dengan 2 kelas keterampilan berfasilitaskan peralatan seadanya RGI terus berikhtiar untuk mengentaskan pengangguran terutama diusia produktif, hingga ditahun ke 4 bagi RGI aktifitasnya terus berkembang dan melakukan pembenahan disemua lini, saat ini 4 bidang studi keterampilan diantaranya kelas desain grafis, Menjahit dan Tata busana, Tekhnik Komputer dan Jaringan, Fotografi dan Videografi telah menjadi program reguler yang setiap tahunnya telah meluluskan kurang lebih 150 usia produktif siap kerja dan berwirausaha dalam 2 periode angkatan. Data RGI menunjukan sejak Juni 2009 – Juli 2013 RGI telah meluluskan + 630 anak usia 17 – 30 tahun berbekal keahlian siap melakukan perubahan terhadap masa depannya menjadi lebih produktif dan mampu terjun ke masyarakat memberi perubahan yang positif. Langkah ini diharapkan mampu memberi perubahan yang signifikan terhadap tingkat ekonomi keluarga menuju perbaikan ekonomi yang lebih baik. Data alumni RGI menunjukan 70 % peserta lulus dan tersalurkan dalam dunia kerja sesuai dengan bidang keterampilan dan keahliannya, 20 % bekerja tidak sesuai bidang keterampilannya dan 10% berwirausaha. Pada awal Juli lalu RGI telah meluluskan 77 peserta yang berasal dari Jabodetabek dan daerah diluar pulau Jawa lainnya yang tergabung dalam angkatan ke-8 dan mereka siap untuk terjun kemasyarakat berbekal keahlian dan keterampilan yang telah didapat selama 6 bulan bahkan sebagian besar telah tersalurkan didunia kerja disaat mereka melakukan pemagangan dibulan ke 5. Ikhtiar ini menarik banyak pihak bahwa ketika sebuah masalah muncul, langkah terbaik adalah mencari akarnya dan membenahi akar permasalahannya terbukti pada akhir juli lalu RGI kedatangan tamu dari Majelis Taklim An-Nur pimpinan Ibu Sri Moelyani Adji yang berlokasi di Pasar Minggu Jakarta Selatan. Sebanyak 30 lebih ibu-ibu berjiwa social ini mendatangi RGI secara khusus membawa misi dan kabar gembira bagi RGI, dihari mulia itu diresmikannya satu tambahan kelas yaitu kelas Aplikasi Perkantoran yang mulai dibuka tahun ini. Bertambahnya kelas bagi RGI menjadi tantangan tersendiri bahwa jumlah usia produktif yang akan dibina di RGI bertambah kuotanya, semula hanya mampu menampung 75 peserta saat ini menjadi 95 peserta.
Sejak angkatan ke 4 RGI telah mampu menerima peserta yang datang dari daerah bahkan dari wilayah nun jauh di timur Indonesia, mengadopsi managemen semi pesantren bagi asrama, seluruh peserta yang berasal dari daerah diwajibkan asrama dan tinggal selama 5 bulan. Guna memaksimalkan keberadaan RGI yang saat ini berpusat di Sawangan, Depok dan menebar manfaat lebih luas lagi, RGIpun melebarkan sayapnya melalui program RGI Mobile Training dan pembukaan RGI dibeberapa daerah diantaranya Solo dan Magelang. Tentunya ikhtiar yang dilakukan RGI tidak sendirian, dukungan baik berupa moral maupun materil terus digalang oleh RGI, menjalin kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak sangat penting guna mencapai target yang diharapkan oleh RGI sesuai dengan visi dan misi.
Rumah Gemilang Indonesia (RGI) baru satu langkah kecil untuk mengurai permasalahan yang ada di negeri tercinta ini, aktifitas yang dilakukan RGI memang belum sebanding dengan jumlah penduduk yang miskin dan tak memperoleh pendidikan, pengetahuan dan keterampilan yang mengarah kepada kerak kemiskinan. Karena kami menyakini bahwa dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah social lainnya. Oleh karenanya pembenahan, perbaikan dan pengembangan terus dilakukan guna mencapai target yang diharapkan, terbukanya kerjasama dengan berbagai pihak diharapkan mampu membawa RGI menjadi salah satu solusi bagi akar permasalahan bangsa ini.
Dwi Kartika Ningsih
No Comments