Kegigihan Pengamen Demi Mimpi Punya Bengkel

Kegigihan Pengamen Demi Mimpi Punya Bengkel

Ervin, 20 tahun, merupakan pemuda yang tumbuh di jalanan. Dia sudah merasakan kehidupan yang keras sejak berusia dua tahun.

Di usia enam bulan, Ervin harus terpisah dari ibunya lantaran perceraian. Sang ayah kemudian merawatnya hingga berusia dua tahun.

Tetapi, di usia yang masih sangat kecil, Ervin terpaksa menjalani hidup di jalanan bersama kakaknya lantaran sang ayah menikah lagi. Keduanya sudah terbiasa tidur di emperan toko, jembatan, bahkan di stasiun Jembatan Merah, Bogor.

Sebagai anak jalanan, Ervin pernah merasakan segala bentuk perilaku buruk seperti ngelem, mabuk, dan merokok.

Menjalani kehidupan yang kerap mendapatkan cela tidak membuat Ervin menyerah pada keadaan. Pemuda ini pun pernah merasakan duduk di bangku sekolah, namun hanya sampai kelas 2 Sekolah Dasar (SD).

“Kalau membaca saya sudah lancar, tapi kalau menulis saya acak-acakan,” kata Ervin.

Ervin pun mengaku pernah mengenal huruf hijaiyah, namun dia belum bisa membaca Alquran dengan sempurna. Dia juga tahu bacaan salat, tetapi jarang mengerjakannya.

Meski hidup di jalanan, Ervin tidak pernah menyalahkan orangtuanya. Meski dia hanya dapat bertemu sekali selama bertahun-tahun terpisah dengan orangtuanya, Ervin begitu menyayangi mereka.

“Ini sudah jalan hidup yang harus saya jalani,” kata Ervin.

Setelah pertemuan itu, Ervin punya mimpi meraih kesuksesan. Mimpi itu semata demi membantu kedua orangtuanya.

Tahun lalu, Ervin resmi bergabung dengan Komunitas Peduli Anak Jalanan (Koppaja) dan mengikuti seleksi masuk Rumah Gemilang Indonesia (RGI) di bawah naungan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al Azhar Peduli Ummat (APU). Dia lolos seleksi dan mendapat sejumlah pembekalan untuk mengentaskan diri dari jurang pengangguran.

Selama enam bulan, para anak didik RGI mendapat pembekalan keterampilan seperti desain grafis, otomotif, tata busana, fotografi dan videografi, aplikasi perkantoran serta teknik komputer dan jaringan. Ervin memilih pembekalan di bidang otomotif.

Dalam dua bulan, Ervin menunjukkan perkembangan yang berarti. Dia sudah bisa membaca huruf hijaiyah sampai tahap Iqro 3 dan rutin menjalankan salat lima waktu serta salat tahajud, dluha dan rawatib. Tidak hanya itu, dia kini telah menguasai sejumlah kemampuan dasar.

“Ngaji saya diajarin sama teman satu asrama namanya Aldo. di RGI jadi bisa nulis lagi. Saya juga sudah bisa pasang klep, bongkar mesin, ganti oli, dan lain-lain,” kata dia.

Satu mimpi yang terus ingin Ervin kejar, dia bisa memiliki sebuah bengkel. Mimpi itu terinspirasi dari seorang kawan yang juga seorang pengamen dan memiliki usaha bengkel.

“Senang bisa masuk RGI, cita-cita saya ingin jadi musisi juga punya bengkel. Semoga bisa terwujud,” ucap Ervin.

Al Azhar Peduli Ummat

 

Comments: 4

  1. ipin lambar says:

    kisah yang menarik untu di teladani dan sangat insfiratif. saya bersyukur menemukan web ini, saya menemukan web ini dari blognya mas agus mulyadi.

  2. rumahgemilang says:

    Aamiinn…. Terima Kasih 🙂

  3. upik says:

    assalamualaikum wr wb… bersyukur ada program bagus untuk masyarakat kelas bawah ini… semoga jadi salah satu solusi mengentaskan kemiskinan di negeri ini … kalo boleh tahu, setelah selesai mengikuti program ini apakah ada semacam bantuan modal usaha dan pendampinagan bisnis ? terimakasih

Add your comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.